Pages

Benarkah Hidup Hanya Menunda Mati

Sudah selama ini hidup masih juga ragu tentang topik "untuk apa kita sebenarnya hidup". Bukan bermaksud untuk patah semangat tapi sedikit bertanya-tanya tidak ada salahnya. Sebenarnya sih sudah banyak alasan yang kita dengar dari orang lain bahkan jauh sebelum generasi kita pertanyaan ini sudah dijawab.

Apakah kita puas dengan jawaban-jawaban itu atau tetap dalam keraguan? Pilihan ada pada diri kita sendiri. Lagipula menjalani salah satunya atau keduanya sama saja. Berpura-pura menerima norma dan apa yang sudah menjadi kesepakatan umum atau benar-benar menghayatinya atau berada diluar sama sekali dari sistem yang ada. Lalu apakah kita siap menjadi berbeda dengan yang lainnya.

Terutama berbeda dengan orang-orang yang selama ini dekat dengan kita. Ketakutan menjadi sendiri adalah wajar sehingga kepura-puraan bisa menjadi alternatif yang sedikit merepotkan. Paling tidak mereka percaya kita masih seperti sedia kala. Atau jangan-jangan mereka punya pemikiran yang sama. Lalu siapa seharusnya yang berani membahas itu semua. Memikirkannya saja ngeri.

Untuk sementara kita harus menyimpan tanya "apakah hidup hanya menunda mati?"

Jika Surga Ditutup Masihkah Kita Berbuat Baik?

Seorang wanita paruh baya berjalan beriringan dengan dua temannya mereka tampak kecewa karena toko yang mereka kunjungi sudah tutup. Jauh-jauh datang dengan segala persiapan make-up dan memakai segala asesoris, semuanya percuma karena tujuan mereka yaitu toko tadi telah tutup.

surga ditutup


Tuhan Dan Kekuasaannya

Kita dan mahkluk lainnya di jagat raya ini tidak lebih dari sebuah wayang yang boleh saja dimainkan sekehendak hati dan menurut cerita yang disukai sang dalang. Lalu siapa dalang kita? tentu saja Tuhan yang maha esa, Beliau tidak akan memberikan kita kesempatan untuk berbuat semau kita.
Jika kita membantah maka kita harus siap menanggung resikonya, sunguh sangat maha kuasa Tuhan itu.  Tuhan adalah penguasa tunggal jagat raya ini, tidak akan ada yang bisa menandingi. Tetapi masih banyak orang yang mencoba-coba untuk berbuat miring.

Ternyata aku Cinta

Jika ada malam yang paling dinanti Ali, malah inilah tepatnya. Malam dia berdua dengan istrinya memadu kasih pertama kalinya. Linda telah siap di ranjang mengenakan penutup tubuh tipis. Tiga hari yang lalu mereka menikah secara sah setelah satu tahun pacaran. Tentu Alilah yang paling bersemangat dan Linda tersipu malu ketika Ali mendekat.

Ali naik ke ranjang dan meraih tangan Linda.
" Gimana udah siap?" tanya Ali
"Siap ngapain?" Linda tersenyum
"Nyuci pakaian"canda Ali
"Ya siap gitu lah... masak...ehmm"
"Ehm..knapa?"tanya Linda
"Nga apa-apa , kamu terlalu banyak nanya"

Bulan baru kelihatan setengah harus menunggu 10 hari lagi jika inginmelihat purnama. di luar angin berhembus sepoi-sopoi, dingin menusuk sampai ke tulang. Ali Dan Linda sudah pindah ke rumah baru maklum keluarga Ali adalah keluarga berada. Walaupun Ali belum bekerja tapi Rumah keluarga ada empat jadi Ali bebas mau menempati yang mana.

Tak ada yang menyengka Ali dan Linda bakalan menikah karena mereka pacaran sembunyi-sembunyi tidak ada yang tau kecuali mereka berdua. Orang tua Alipun kaget ketika Ali minta izin untuk menikah namun mereka bahagia akan segera menimang cucu lagi pula Ali tidak akan keluyuran tidak tentu lagi karena harus bertanggung jawab terhadap keluarga barunya.

Sudah dua kali, dan sekarang Linda masih terkulai, Ali keluar dari kamar mandi dan duduk mendekati Linda.
"Gimana?"
"Sakit..."kata linda
"Ya namanya juga baru pertama"lanjut Ali
"Nanti juga terbiasa"
"Dan kamu akan ketagihan"canda Ali
Ada raut muka puas di wajah Ali di terus saja memandangi tubuh istrinya.
"Ada apa? kok mandangin aku terus?"tanya Linda
"ha..ha" Ali tertawa
"Aku tidak bisa menyembunyikan betapa bahagianya aku"
"Kamu bahagia menikah denganku?tanya Linda lagi
"ha..ha..ha..Bahagia? Sebenarnya aku tidak ingin mengatakannya sekarang"
"mengatakan apa?" Linda jadi penasaran dan bangkit sambil melilitkan kain ditibuhnya.
"Kau masih ingat dulu aku mengejar-ngejar kamu, dan kamu beberapa kali nolak aku...rasanya sakit sekali, ingin rsanya waktu itu membunuhmu"
"Tapi aku ingin kamu merasakan sakitnya, makanya aku berusaha agar kamu mau menjadi pacarku hingga akhirnya menikah"
"Tidak aku sangka aku bisa balas dendam setelah semua usaha yang aku kerahkan.

Linda meraih selimutnya lalu duduk, dia memandangi Ali. Tidak disangkanya lelaki yang ia cintai ternyata hanya berpura-pura dan membohonginya.

"Maksudnmu kau senang telah memblaskan sakit hatimu?"

"Tentu saja" jawab Ali

"Dengan cara seperti ini?"
Ali mengangguk

"Lalu kau sebut dirimu lelaki sejati? Linda tersenyum

Ali bingung kenapa Linda masih saja bisa tersenyum.
"Kenapa kau tersenyum?"

"Apa yang kau harapkan dariku?"
"Meratapi mahkota yang telah kau renggut?"
"Kamu pikir kaulah yang mendapatkannya?"
"Bukan aku? Ali mendekati Linda
"Lalu siapa" tanya Ali membentak sambil mencekek leher Linda.
"Lepaskan!" Linda meronta namun tak kuasa.
"Bukan itu saja"Linda melanjutkan kata-katanya.
"Aku sudah 5 tahun hidup dalam keadaan terinfeksi HIV"

"Maksudmu kamu terkena AIDS?" Ali menguatkan cekekannya.
"Wanita sialan..." Ali menghempaskan Linda ke kasur, membuat Linda tersengal-sengal hampir kehabisan nafas.

Ali turun dari tempat tidur, melempar barang-barang di atas meja dan memukul kaca lemari dengan tinjunya. Tangannya berdarah air matanya menetes lalu berlutut didepan lemari menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Aku akan mati memalukan" suaranya terdengar samar-samar.
"Kenapa?"
"Kenapa kau tega?"
"Setelah kau menyakiti hatiku, kini kau beri aku sakit yang memalukan ini" Ali menoleh kearah Linda.

"Seberapa sakitmu?"
"Dulu ketika aku menolakmu aku masih ragu apakah kamu memang benar-benar mencintaiku"
"Setelah sekian lama kamu terus berusaha meyakinkan aku hingga akupun menerimamu dan percaya kamu memang mencintai aku"
"Tapi aku ternyata salah, kamu tidak mencintai aku"

"Sekarang kau terimalah akibatnya, lima tahun dari sekarang kau akan dibuang oleh keluargamu, masyarakat akan jijik padamau."

"Kamu taukan bagaimana masyarakat sekarang ini memperlakukan orang yang mengidap HIV?"

"Mereka kurang pengetahuan tentang HIV-AIDS sehingga orang-orang seperti aku dianggap sampah dan giliranmu akan tiba."

"Sekujur tubuhmu akan lemas dan kematian akan segera menjemputmu."Linda tersenyum puas.

Ali mendekati Linda,duduk didepannya.
"Aku sebenarnya mencintai kamu, namun sikapmu membuat aku marah dan tersakiti"

Ali masih tidak menyangka akan seperti ini, maksudnya untuk membalas dendam malah harus menanggung nasib seperti itu.

Tidak pernah terpikirkan kalau Linda mengidap Virus comber yang mematikan itu. Dalam lima tahun penderitanya akan mati perlahan-lahan digrogoti hingga kehabisan nafas.

"Maafkan aku" Ali menangis didepan Linda
"Mungkin ini akibatnya, seharusnya aku tidak punya perasaan dendam terhadapmu"
"Seharusnya aku tau kamu memiliki hak untuk menentukan pasangan hidupmu"
"Ternyata aku tidak cukup dewasa untuk menyikapi persolan hidup.

Untuk Apa Hidup Kalau Akhirnya Akan Mati

Disaat malam mulai habis belum juga Gede Briyut tertidur" Kenapa? " Dia bertanya. Disarungkannya kembali pisau dapurnya. Tangannya tidak lagi gemetar nafasnya hampir habis tapi belum mati. Jantungnya mulai berdenyut pelan, tiba-tiba mulutnya terbuka lebar dia terkantuk-kantuk. Maklum tidak biasanya di begadang apalagi nonton bola. Event World Cup memang telah membius semua orang di seluruh dunia.

Tapi Gede Briyut tidak hanya ikut2an ada yg lain kali ini,setidaknya yang membuat dia semangat untuk begadang. Lima hari sebelum bunyi peluit pertama dibunyikan dia dihubungi salah seorang temannya. " Ikut De..?" ajak seorang temannya. "Duch nga punya uang lho.." "Beh..Gayamu" desak temannya.

Gede Briyut berlalu, menyesali nasibnya. Disaat orang2 bisa mengeluarkan uang dengan gampang dari dompet mereka.Untuk makan saja susahnya minta ampun.Dia merasa terasing dari teman-temannya.

Sore harinya dia membuka lagi dompetnya, 3 lembar uang 20rb-an bibirnya tersenyum. Segera dia menghubungi temanya lewat sms. Deal pun telah terjadi, keduanya sepakat. Akan ada yang senang dan akan ada yang sedih. Kalau tidak begitu tidak seru nontonnya, setidaknya begitu temannya meyakinkan.

Tapi dimalam menjelang pagi ini semua yang dibayangkan Gede tidak menjadi kenyataan, uang 3 lembar yang seharusnya di bayarkan untuk uang sekolah besok akan diambil temannya. Gede menjadi begitu menyesal, matanya menerawang. Entah apa yang akan dia katakan kepada orang tuanya, betapa marahnya mereka. Sedangakan mereka bekerja siang malam demi membiayai anak2 mereka , Gede merasa bersalah telah menggunakan uang itu untuk hal yg tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Seketika Gede menjadi galau Dia menyalahkan nasib, mencaci maki DIA. Dazar KAU tidak adil menempatkanku disini dikubangan lumpur ini. Sejenak dia berpikir lagi kenapa ya kita hidup toh akhirnya akan mati juga. Kenapa kita harus bersusah payah kenapa akhiri saja sekarang. "Nanti dan kini sama saja" begitu dia berpikir.

Pagi akan segera datang dan keluarga yang lain mungkin akan segera bangun. Dia memiringkan tubuhnya, matanya sudah tidak kuat lagi perlahan memejam tak kuasa lagi Gede membukanya. Cukup sudah orang2 mati karena hal2 sepele, kematian hanya datang pada mereka yang lemah jiwanya.

Mimpi atau Kenyataan Ternyata Sama Saja

Disaat kita tertidur pulas lalu bermimpi, semua menjadi begitu nyata. Pemandangan indah,makanan enak, dan segala sesuatu yang bisa kita sentuh dan yang bisa kita lihat terasa benar-benar ada. Bahkan jika anda seorang laki-laki pasti tau betapa nyatanya saat celana anda basah.

Saat terbangun kita baru merasakan bahwa itu hanyalah mimpi, kita kembali kedalam dunia yang tidak mungkin kita rubah, kenapa? kan bisa kalau kerja keras pasti nasib kita berubah. Kita semua tau bahwa nasib ada ditangan Tuhan. Percuma dong kita kerja keras tapi semuanya sudah tertulis. Lalu apakah kita bisa hanya berdiam diri saja? Mungkin ada orang yang duduk saja lalu tiba-tiba menang undian atau hanya diam dirumah trus kakaknya membawa teman yang rupanya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tentu tidak semua orang punya nasib seperti itu.

Semakin kita bertanya semakin meyakinkan saja kalau nasib kita ada di tangan kita sendiri. Namun kenapa ada orang yang telah bekerja keras bertahun-tahun tetap saja tidak memiliki apa-apa. Nasib baik dan buruk memang sudah menjadi aroma dalam kehidupan kita. Kadang kita tidak senang melihat orang yang mempunyai nasib lebih baik dari kita.

Anak yang dulunya selalu nyontek pr kita waktu Smp dan merebut pacar yang kita sayangi saat Sma tetapi ketika dewasa menduduki sebuah jabatan penting disebuah instansi. Itulah sebabnya kadang saya enggan untuk berbuat baik, seakan kebaikan kita tidak mendapat reward apa-apa.

Seandainya kita bisa melihat apa yang akan terjadi 10 tahun lagi, tentu kita bisa memilah-milah apa yang harus kita lakukan. Tapi menurut saya ide tentang mesin waktu mungkin tidak akan pernah terwujud. Bagaimana mungkin masuk kedalam dunia yang belum terwujud, dunia ini tidak seperti lagu-lagu dalam cd dimana kita bisa seenaknya mendengarkan bagian yang awal atau akhir. Tetapi kata bijak yang mengatakan tidak ada yang mustahil berlaku selamanya. Ribuan tahun yang lalu mungkin orang tidak menyangka kalau kita bisa bercakap-cakap dengan orang yang ada di benoa lain. Sampai akhirnya ada yang menemukan telpon dan internet.

Atau dunia ini memang sebuah Film dalam cd? Mungkin Tuhan bersama keluarganya sedang menonton kita. Apa boleh kita minta kepada Tuhan agar berkenan menunjukkan penggalan kisah hidup kita di masa datang?

Anggap saja hidup ini hanyalah mimpi, indah ataupun buruk tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap kita, hanya sedikit kenangan yang tidak mengenakkan. Saat gagal dalam ujian cpns anggap saja mimpi masih banyak kerjaan yang bisa kita tekuni, ketika diputusin pacar anggap saja hanya mimpi cari yang lain.

Kemana Tuhan Melangkah Dari Sana Aku Berlari

Beberapa waktu lalu di tv ada acara saya lupa namanya, seseorang membuat pengakuan yang membuat saya berpikir dan menerawang. Pengakuannya kira-kira begini.
"Saat itu saya merasa dititik terendah dalam hidup saya, ayah saya sakit sedangkan saya baru saja tamat kuliah dan belum bekerja. Saat saya mendapatkan pekerjaan walaupun gajinya tidak seberapa ayah saya meninggal dunia. Sungguh perpisahaan yang tidak bisa saya terima. Saat itu saya berpikir tuhan tidak adil, dan mulai meragukan keberadaannya. Kalaupun Dia ada kenapa saya dibuat seperti ini, rasanya seperti ingin membalas saja. Jiwa saya kosong dan meninggalkan segala macam yang berbau rohani."

Sebagian dari kita pasti pernah merasakan seperti itu, bertanya-tanya apakah Tuhan itu memang ada? Memang sulit sekali membuktikan bahwa Tuhan itu ada, argumen bahwa siapa lagi yang bisa menciptakan dunia ini selain Tuhan belumlah cukup bagi saya. Musibah dan kebahagiaan kadang mempengaruhi kualitas kepercayaan kita.

Disaat susah kadang kita baru ingat akan keberadaan Tuhan, kita terlalu naif minta maaf setelah apa yang telah kita perbuat. Jika anda berbisik "Saya tidak percaya kepadamu Tuhan" tidak akan ada sesuatupun terjadi pada anda. Itulah mengapa orang-orang sedikit meragukan keberadaannya. Orang-orang yang berbuat jahat tetap saja bisa tertawa. Yang miskin tentu menjalani hidup yang berbeda, dengan jumlah uang yang cukup mereka bisa membeli apa saja. Kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk, nasib dan pikiran yang berbeda.

Lebih-lebih dengan adanya banyak agama di dunia ini, masing-masing mengklaim Tuhan merekalah yang paling benar. Jika di dunia ini ada 100 agama apakah itu berarti ada 100 Tuhan? ataukah Tuhan dari agama-agama itu hanya satu? mungkin kita saja yang terlalu berani memberikan berbagai macam nama.

Sering kita lihat mereka yang terlibat korupsi adalah orang-orang yang beragama, lalu apakah mereka sudah tidak takut lagi kepada Tuhan? Atau mereka tau bahwa Tuhan akan memaafkan mereka? Lalu haruskah kita menjauh dari Tuhan?

Bagaimana caranya agar kita tetap percaya, sedangkan banyak ujian yang merongrong kepercayaan tersebut. Jika Tuhan ada kenapa kita tidak bisa melihatnya? Ketika di sekolah guru kita memberi tau bahwa bumi itu bulat apakah kita langsung percaya? apakah kita pernah melihat bumi dari luar angkasa? Di buku pasti ada gambar bola bumi yang berbentuk bola dan apakah hanya dengan gambar tersebut sudah membuat kita percaya? Lalu anda mungkin pernah mendengar argumen ini, jika kita berdiri dipantai maka yang pertama terlihat dari suatu kapal adalah layarnya, maka disimpulkan bumi itu bulat.

Kenapa kita bisa percaya dengan sedikit informasi tersebut, sedangkan meragukan Tuhan padahal banyak sekali yang bersaksi bahwa Tuhan itu memang benar-benar ada. Hidup adalah misteri dan seterusnya akan begitu. Apa yang membuat anda percaya bahwa Tuhan itu ada?